Trend Pembunuhan Berencana Merambah Anak-anak, Wilson Lalengke: Perlu Pembenahan Pendidikan Moral di Keluarga

Halokantinews.com.Jakarta – Kasus pembunuhan seorang anak remaja bernama Matthew Panelewen (17) yang diduga kuat dilakukan oleh temannya, Tio (17) dan rekannya, Kidek, di Sulawesi Utara akhir Juni 2023 lalu perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat di negeri ini. Betapa tidak, kejadian mengenaskan itu bisa dipandang sebagai trend kejahatan baru di kalangan anak-anak. Anak di bawah umur ternyata telah mampu merencanakan sebuah aksi pembunuhan terhadap sesama manusia dan mengeksekusi rencananya itu dengan sukses.

“Kasus yang selama ini sering terjadi di kalangan anak-anak baru sebatas perkelahian, tawuran antar kelompok siswa, dan bully-membully. Perkara-perkara itu masih dikategorikan sebagai kenakalan anak atau remaja. Namun ternyata, di Manado sana, anak-anak sudah berpikir jauh, merencanakan sebuah tindakan sadis untuk memberi pelajaran kepada rekannya melalui aksi pembunuhan. Fenomena mengerikan itu sangat perlu mendapat perhatian agar tidak menjadi trend kejahatan yang meluas di kalangan anak dan remaja di tanah air,” jelas Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012, Wilson Lalengke, kepada media ini, Jumat, 28 Juli 2023.

Hal tersebut disampaikannya sebagai ungkapan keprihatinan mendalam atas kasus yang cukup menghebohkan masyarakat Sulawesi Utara dalam kurun waktu sebulan terakhir ini. Seseorang yang berangkat dari kediamannya, kata mantan Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMAN Plus Provinsi Riau ini, dengan membawa senjata tajam seperti pisau, parang, tombak, dan alat melukai lainnya, ataupun senjata api, hampir dipastikan yang bersangkutan merencanakan sesuatu dengan menggunakan peralatan tersebut.

“Memang bisa saja benda tajam atau senjata api dibawa-bawa untuk tujuan beladiri atau menakut-nakuti jika bertemu lawan yang akan mencelakakannya. Namun, poin-nya adalah bahwa sipembawa sajam itu telah menyimpan rencana dalam dirinya untuk menggunakan alat tersebut. Itulah sebabnya, dalam banyak kasus dan kesempatan, aparat keamanan kerap melarang dan menindak orang yang membawa senjata tajam,” imbuh tokoh pers nasional yang dikenal gigih membela warga terzolimi di berbagai tempat di tanah air.

Baca Juga :  Aksi Demo DPD IWO Indonesia OKI Di Kantor KPU OKI, Diwarnai Oknum PPK Rasa Intel

Sebagai informasi terkait kasus pembunuhan anak-anak, Matthew Panelewen oleh Antonio Junior Pondaag alias Tio dan Rhidel Septian Latumahina alias Kidek, berikut dituturkan kronologi singkatnya.

Pada Selasa, 27 Juni 2023, Matthew, Tio bersama pacarnya, dan Kidek menghadiri acara perayaan ulang tahun rekan mereka berinisial B. Saat itu, pacar Tio yang diketahui bernama Alicia diduga mabuk berat sehingga ketika ikut berdisko-ria, dia terjatuh. Mengetahui pacar temannya terjatuh, Matthew bernisiatif mendekati dan membantunya bangun dan berdiri kembali. Melihat hal tersebut, Tio ternyata kurang berkenan dan bertanya kepada rekannya yang ada di sana, mengapa Matthew mendekat-dekat ke pacarnya itu.

Esoknya, Rabu, 28 Juli 2023, Matthew menghadiri peringatan ulang tahun temannya yang lain lagi, di Talawaan, sekitar 30 menit perjalanan darat dari Manado. Walau tanpa diundang, ternyata Tio, Kidek, dan rekan-rekannya juga hadir di acara tersebut. Dari fakta persidangan yang sedang berlangsung secara marathon beberapa hari ini terungkap bahwa Tio telah mempersiapkan sebilah pisau yang dimasukan ke dalam hoody (semacam jaket yang berpenutup kepala – red) yang dipakainya malam itu.

Selama acara berlangsung, tidak ada tanda-tanda terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan kegaduhan atau pertikaian antara Tio dengan korban Matthew. Bahkan, masih dari keterangan para saksi di persidangan kasus ini, Tio sempat bergoyang-disko dan Matthew persis ada di sampingnya. Petaka datang usai tuan rumah mempersilahkan para tamu kembali ke rumah masing-masing sekitar pukul 12.00 tengah malam itu.

Setelah keluar dari tempat acara, Tio yang sudah merencanakan untuk “kita mo bage pa Matthew” (saya mau hajar Matthew -red) mendekati korban dan merangkulnya. Tanpa berprasangka buruk apa-apa, Matthew membalas rangkulan itu dengan merangkul bahu sang calon pembunuhnya. Sambil merangkul itu, Tio mengajak Matthew berjalan beriringan menjauh dari lokasi acara, ke tempat sepi dan gelap. Di belakang mereka ikut Kidek dan beberapa rekan Tio.