“Saya bangga masyarakat OKI kuat menjaga tradisinya. Generasi muda harus tau dan bangga dengan budaya daerahnya ditengah kemajuan teknologi digital,’ ujar Gubernur Sumsel, Herman Deru.
Tradisi Cang-incang adalah sastra lisan yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat Kayuagung, Sumatera Selatan. Tradisi ini biasanya ditampilkan pada upacara pernikahan. Ciri khas Cang-Incang Kayuagung mengandung kata-kata klasik dan ungkapan-ungkapan yang mencerminkan kebudayaan masyarakat setempat. Biasanya dituturkan oleh mempelai perempuan kepada keluarganya pada saat ia akan melangsungkan acara pernikahan. Juga dipergunakan oleh pemuka adat dalam upacara adat perkawinan masyarakat Kayuagung. Melalui perlombaan Cang-incang, diharapkan akan ada generasi penerus yang akan terus melestarikan tradisi turun-temurun itu.
Dihari Kedua Midang Morge Siwe, dihadiri Anggota DPRD RI yang juga Bupati OKI pada masanya, Iskandar dan juga Plt Sekda Sumsel Edward Chandra dan juga Bupati dan Wabup OKI beserta jajarannya dan Pembina Adat Kayuagung yang sempat hadir
Bupati OKI, H. Muchendi Mahzareki mengatakan midang dan cang incang Morge Siwe Kayuagung ini bukan hanya milik masyarakat OKI tapi telah berkembang menjadi warisan budaya tak benda nasional.
“Midang merupakan jati diri dan identitas tidak hanya bagi masyarakat OKI tapi juga warisan budaya nasional yang jadi perekat bangsa. Sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya.” terang Muchendi.
Melihat kemeriahan dan semangat masyarakat mengikuti rangkaian adat midang tahun ini Muchendi mengungkapkan kebanggaannya dan akan terus meningkatkan penyelenggaraan pada tahun berikutnya.
“Saya sangat bangga melihat semangat dan antusiasme kita semua yang ada di sini. Ini membuktikan bahwa budaya kita masih hidup dan terus menguat. Jangan pernah lelah untuk terus menjaga keragaman dan kedamaian di Ogan Komering Ilir ini, karena tempat ini adalah percontohan yang kuat dalam menjaga warisan para leluhur untuk kedamaian di Sumatera Selatan,”tutupnya. (OKI.02.04.25/Aliaman)