Halokantinews.com.Medan.Sumatera Utara, —Wujud sikap sebagai warga negara Indonesia yang baik, Eks Narapida Teroris (Napiter) atas nama Arif Fadillah SE yang juga selaku Pengurus Yayasan Kolaborasi Untuk Bangsa (YAKUB) gelar diskusi implementasi nilai-nilai luhur Kebhinekaan di Kantor Sekretariat YAKUB, Jalan Jenderal Sudirman Gg. Lena No. 4A, Kelurahan Binjai Kota, Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara, Senin (24/06/2024) pagi. Hal tersebut sebagai bentuk dukungan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024.
Diskusi yang dipimpin oleh Sekertaris YAKUB, yang merupakan eks Napiter an Arif Fadillah, SE tersebut bertemakan “Mengimplementasikan Nilai-Nilai Luhur Kebhinekaan Dalam Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Pada Pergaulan Hidup Sehari-Hari”.
Pada kesempatan tersebut Arif Fadillah mengajak semua pihak untuk bersama-sama menyukseskan Pilkada 2024, “Ayo Sukseskan Pilkada Serentak Tahun 2024 di Sumut”, ajaknya.
Diskusi yang mengandung nilai Kebhinekaan yang dihadiri oleh puluhan mantan Narapidana Terorisme (Napiter), yang mana kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk mengkampanyekan upaya memperkuat persatuan dan kesatuan tanpa perpecahan ditengah masyarakat pada pesta demokrasi Pilkada serentak 2024 nanti.
Arif Fadillah yang merupakan eks Napiter yang sebelumnya juga pernah tergabung dalam kelompok JAD Kota Medan, pada sambutannya mengungkapkan tujuan dan maksud diskusi yang dilakukan bersama mantan Napiter tersebut untuk mengkampanyekan dan mengedukasi serta memberikan pemahaman kepada publik terkait pentingnya menjaga Kamtibmas dan perlunya mendukung Pilkada damai 2024.
“Tujuan kita hari ini untuk memperjuangkan Pilkada damai yang aman pada tahun 2024 ini. Karna pesta demokrasi ini terjadi di tanah tumpah darah kita dan tanah kelahiran kita, untuk itu wajib bagi kita berkontribusi menciptakan kesejukan dan bersikap netral dan menghindari perpecahan ditengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Arif Fadillah, mengatakan kepada seluruh peserta diskusi bahwa ia menginginkan agar pilkada nanti tidak ada anarkis, tidak muncul bibit-bibit intoleransi, radikalisme dan terorisme yang merusak persatuan dan kesatuan Indonesia.
“Allah menciptakan kita bersuku-suku, berbeda agama, berbeda warna kulit, adat istiadat akan tetapi kita disatukan didalam Bhinneka untuk bersaudara dan bersama-sama membangun kondusifitas dan kemakmuran Negeri yang kita cintai ini,” ujarnya.