Sejumlah Kasus Penganiayaan Warga Oleh Oknum Tentara, Alumni Lemhannas Menilai Banyak Oknum TNI Dilanda Penyakit Amoral

Ketiga, faktor ekonomi dan kondisi keuangan juga umum ditemukan menjadi penyebab seseorang bertindak brutal terhadap orang lain. Dari video yang beredar terkait kasus yang menjerat oknum anggota TNI Praka RM, ada indikasi bahwa RM memaksa korban untuk memberikan uang.

“Dalam video yang beredar berisi kondisi korban yang sedang disiksa oleh oknum TNI, terdengar suara korban, yang sambil menangis tiada henti, meminta keluarganya mengirimkan uang Rp. 50 juta. Suara korban mengatakan jika tidak mengirimkan uang tersebut dia akan terus disiksa dan dibunuh. Dari fakta itu kita dapat berasumsi bahwa peristiwa naas yang telah mengundang reaksi keras dari para tokoh Aceh tersebut dilatar-belakangi, salah satunya, oleh faktor ekonomi dan uang,” tutur Wilson Lalengke.

Selain faktor tersebut di atas, kata dia, masih terdapat berbagai faktor lainnya, seperti tontonan, bacaan, ataupun ceramah-ceramah yang dikonsumsi oleh sang pelaku selama ini. “Yang paling parah, yaa faktor sakit jiwa alias gila alias ora waras,” ujar tokoh pers nasional yang getol membela orang-orang terzalimi oleh oknum yang bertebaran di negara ini.

Terlepas dari kasus itu, Wilson Lalengke mempertanyakan peran kepemimpinan di institusi dan lembaga negara yang dinilainya lemah dan cenderung tidak bertanggung jawab. Hampir tidak pernah, kata dia, ada pemimpin yang bernyali mengambil tangung jawab atas kesalahan anak buahnya. Baginya, jikapun perbuatan kriminal seorang tentara atau aparat di luar jam kantor, namun status dia sebagai tentara tetap melekat baik di jam kantor atau di luar jam kerja.

“Pertanggungjawaban seorang pimpinan di sebuah institusi itu melekat, sepanjang dia masih menjabat sebagai pimpinan, terhadap orang yang berada di bawah kepemimpinannya, siang dan malam. Nah, hampir belum pernah saya lihat ada pemimpin lembaga di negara ini yang sukarela meletakkan jabatannya ketika ada anak buah yang melakukan kesalahan, separah apapun kesalahannya itu. Yang sering terjadi, menunggu dipecat. Ini sesungguhnya merupakan hal yang buruk secara moral, menandakan bahwa bangsa ini moralnya rendah,” terang pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) ini.

Baca Juga :  DPP IWO Indonesia Silaturahmi dan Beri Dukungan Jurnalis Tempo Atas Teror Kepala Babi 

Terkait kasus pembunuhan yang diawali penculikan oleh terduga Praka RM, dan kawan-kawannya itu, dia berharap adanya budaya malu di kalangan elit militer dan Polri serta lembaga negara lainnya. “Mereka wajib menunjukkan rasa tanggung jawab atas kelalaian membina anak buahnya. Kalaupun takut berhenti dari perkejaan sebagai tentara, kuatir sulit hidup tidak berpenghasilan, minimal minta demosi kepada pimpinan di atasnya, untuk dipindahkan ke bagian yang tidak berat tanggung jawabnya, seperti tukang foto copy dan pekerjaan ringan lainnya. Kalau Panglima TNI, minta didemosi oleh Presiden,” tandas Wilson Lalengke sambil mengatakan dirinya sayang TNI dan ingin melihat lembaga ini tetap dicintai, disegani, dan dihormati rakyat Indonesia. (APL/Red)