Dalam sambutan singkat tersebut, Shodiq juga menyelipkan candaan yang mengundang tawa dari hadirin. Ia mengutip pernyataan almarhum penceramah Zainuddin MZ, yang menekankan bahwa pemimpin harus dipilih berdasarkan ketulusan hati, bukan penampilan fisik.
“Hitam legam lebih baik dinikahi, daripada kuning langsat yang sering janjinya tak tepat,” ucapnya, disambut sorakan dari para hadirin.
Grand Final KDO ini merupakan puncak dari serangkaian tahapan seleksi yang dimulai pada 20 Oktober hingga 27 Oktober, dengan 112 peserta yang terbagi dalam empat zona, yaitu Zona I Kayuagung, Zona II Tugumulyo, Zona III Cengal, dan Zona IV Riding.
Ketua Panitia KDO, Randi Affero, menjelaskan bahwa kompetisi ini telah berjalan dengan lancar berkat kerja sama tim Catur Production, dewan juri, relawan JADI, dan berbagai pihak lainnya. Randi juga menegaskan bahwa keberhasilan acara ini adalah bukti nyata komitmen pasangan JADI terhadap pengembangan bakat generasi muda dan pelestarian seni musik dangdut sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
“Kami sepakat bahwa ajang karaoke ini bukan hanya sekadar hiburan. Ini adalah wadah serius untuk menjaring bakat-bakat muda di bidang musik dangdut Kabupaten OKI dengan dukungan sepenuhnya dari pasangan JADI,” tandas Randi. (Red/All)